Monday, December 7, 2009

Seismologi

Seismologi merupakan salah satu cabang ilmu dari geofisika yang mempelajari fenomena getaran yang terjadi pada bumi yang dilakukan dari permukaan bumi. Kata – kata seismologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu, seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.

Cabang – cabang ilmu seismologi:

  • seismologi gempa bumi
  • seismologi teknik
  • seismologi prospecting
  • seismologi nuklir
  • seismologi forecasting

Kendala dalam pengamatan seismologi adalah sering terjadinya perbedaan interpretasi antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya.

Seismologi mulai berkembang menjadi ilmu modern saat kota Lisboa, Portugal hancur lebur akibat gempa besar yang terjadi pada tanggal 1 November 1755. Dasar teori yang digunakan oleh ilmu seismologi adalah teori elastisitas yang dikembangkan oleh Cauchy dan Poisson.

Metoda Gaya Berat

Secara umum metoda gaya berat merupakan metoda geofisika yang mengukur variasi gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini jarang digunakan pada tahapan lanjut eksplorasi bijih, namun cukup baik digunakan untuk mendefinisikan daerah target spesifik untuk selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda geofisika lain yang lebih detil.

Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut sebagai anomali gaya berat. Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat di darat telah mencapai ketelitian sebesar ±0.01 mGal dan di laut sebesar ±1 mGal.

Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi melalui metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan metoda gaya berat (gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat langsung mendeteksi bijihnya) melalui anomali densiti.

Dasar teori yang dipakai dalam metoda ini adalah Hukum Newton tentang gravitasi bumi. Untuk bumi yang berbentuk bulat, homogen, dan tidak berotasi, maka massa bumi (M) dengan jari-jari (R) akan menimbulkan gaya tarik pada benda dengan massa (m) di permukaan bumi sebesar :

,

dengan (g) adalah percepatan gaya berat vertikal permukaan bumi.

Harga rata-rata gayaberat di permukaan bumi adalah 9.80 m/s2. Satuan yang digunakan adalah gayaberat adalah milliGal (1 mGal = 10-3 Gal = 10-3 cm/s2) atau ekivalen dengan 10 gu (gravity unit). Variasi gaya berat yang disebabkan oleh variasi perbedaan densitas bawah permukaan adalah sekitar 1 mGal (100 mm/s2).

Karena bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan relif yang tidak rata, berotasi serta ber revolusi dalam sistem matahari, tidak homogen. Dengan demikian variasi gayaberat di setiap titik permukaan bumi akan dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu :

1. lintang

2. ketinggian

3. topografi

4. pasang surut

5. variasi densitas bawah permukaan

sehingga dalam pengukuran dan interpretasi, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan (dikoreksi).

1 Prosedur Lapangan

Targetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang jelas (significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang umum digunakan cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil). Setiap titik pengamatan diusahakan bebas dari angin, pohon-pohon, pengaruh (getaran) tanah, dll. Elevasi setiap titik observasi harus diketahui dengan akurat karena akan diperhitungkan dalam pengkoreksian hasil pembacaan alat. Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran.

Series dari hasil perhitungan akan diplot pada kertas grafik terhadap waktu (Gambar 1).

Gambar 1. Contoh pemplotan hasil pengukuran (0,01 mgal = 0,1 g.u).

(Parasnis, 1973, p 239)

2 Koreksi Hasil Observasi

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran gayaberat di permukaan bumi dipengaruhi oleh 5 faktor. Sedangkan dalam melakukan survei gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu variasi densitas bawah permukaan, sehingga pengaruh 4 faktor lainnya (lintang, ketinggian, topografi, pasang surut) harus direduksi atau dihilangkan dari harga pembacaan alat.

a. Koreksi lintang (latitude)

Koreksi terhadap titik pengukuran terhadap kutub bumi.

dimana F1 dan F0 adalah koordinat titik pengukuran dan titik base.

b. Koreksi elevasi (Free-Air Correction)

Koreksi ini merupakan koreksi terhadap pengaruh ketinggian pengukuran terhadap medan gravitasi bumi.

FAC = 3,086 h gu, dimana h adalah elevasi titik pengukuran.

c. Koreksi Bouguer (Bougeur correction)

Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada diantara titik amat dengan bidang referensi (lihat Gambar 2).

Gambar 2. Koreksi Bougeour (Parasnis, 1973, p 242)

BC = 3,086 h gu, dimana h adalah elevasi titik pengukuran.

d. Koreksi topografi (Terrain correction)

Koreksi topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh topografi terhadap gayaberat pada titik amat, akibat perbedaan ketinggian antara titik observasi dengan base. Dapat dihitung dengan menggunakan Hammer Chart (lihat gambar 3).

Gambar 3. Model yang digunakan untuk koreksi topografi dan diagram perhitungan (Parasnis, 1973, p 245 dan 246).

3 Anomali Bouguer

Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.

Dg = {Dgobs ± DgF + (3,086 – 0,4191r) h + Tr} gu

Contoh penentuan anomali dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh penentuan Anomali Bougeour

APLIKASI METODA GEOFISIKA DALAM EKSPLORASI MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

APLIKASI METODA GEOFISIKA
DALAM EKSPLORASI MINERAL LOGAM DAN BATUBARA


1. PENDAHULUAN

Sumberdaya Mineral sampai saai ini, baik yang ditunjang oleh dana APBN maupun berupa kerjasama dengan pihak ketiga antara lain meliputi eksplorasi mineral logam untuk berbagai tipe mineralisasi, eksplorasi batubara dalam kaitannya dengan studi cekungan pengendapan batubara dan beberapa penyelidikan geofisika untuk bahan galian industri.
Penerapan metoda geofisika secara terintegrasi untuk beberapa tipe mineralisasi yang berbeda telah menunjukan hasil-hasil yang baik dan sangat membantu para akhli eksplorasi dalam melokalisir daerah prospek mineralisasi.
Dalam eksplorasi endapan batubara, metoda geofisika sangat membantu terutama dalam eksplorasi yang bersifat regional sampai semi regional dalam menentukan batas-batas suatu cekungan sedimentasi yang berkaitan dengan pengendapan batubara, struktur geologi yang mempengaruhi terhadap kontinuitas penyebaran batubara dan intrusi batuan yang mempengaruhi terhadap kualitas batubara.
Dalam disiplin lainnya, metoda geofisika sangat intensip digunakan antara lain dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, geohidrologi, geologi teknik, antropologi dan bahkan
dalam pencarian harta karun
Sebagai bagian dari Direktorat .Sumberdaya Mineral, tugas Sub.Dit Geofisika diantaranya ialah melakukan pemetaan struktur geologi bawah permukaan yang berfungsi sebagai penunjang eksplorasi dalam melokalisir daerah prospek mineralisasi dan keberadaan endapan batubara. Keberhasilan hasil penyelidikan geofisika tergantung dari tiga faktor utama yaitu:
i.). Pengambilan data yang benar yang meliputi penentuan metoda yang tepat, ketelitian alat dan kualitas operator.
ii.) Pengolahan data yang ditunjang oleh fasilitas yang memadai dan
iii.). Interpretasi yang didukung oleh kemampuan individu yang tinggi
Untuk memenuhi kriteria tersebut di atas Sub.Geofisika, khususnya Direktorat Sumberdaya mineral telah melakukan intensifikasi dalam pengadaan peralatan teknologi tinggi antara lain, seismik refleksi, IP dan Well Logging, pengadaan komputer dan program-program aplikasi. Pendidikan formal maupun nonformal berupa kerja sama dengan pihak ketiga yang mempunyai pengalaman dalam bidang eksplorasi dalam rangka alih teknologi untuk mendapatkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Aplikasi metoda geofisika dalam eksplorasi mineral merupakan disiplin yang sangat sulit, karena disatu pihak dituntut untuk memberikan hasil yang nyata, sedangkan dilain pihak kondisi alamiah yang sangat tidak homogen dan kecilnya kontras sifat fisika yang ada, menyebabkan hasil yang diperoleh sangat sulit untuk diprediksi dan diinterpretasi. Meskipun demikian dari sekian banyak penyelidikan yang telah dilakukan, tidak sedikit yang berhasil memberikan gambaran yang baik dan informatip terhadap para manager eksplorasi.
Beberapa hasil penyelidikan geofisika yang cukup baik yang pernah dilakukan antara lain akan dibahas dalam pembahasan di bawah ini.

2. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE PORPIRI

Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Dawagu, Irian Jaya. Metoda geofisika yang diterapkan dalam penyelidikan ini yaitu IP, Geomagnet dan potensial diri (SP).
Alat yang digunakan antara lain :

- Alat IP buatan IRISH INSTRUMENT Inc. yaitu konsorsium antara BRGM dan OYO Co, terdiri dari transmitter VIP-3000 dengan kemampuan mengirim arus maksimum 3 amper, dan alat penerima ELREC-T sistim digital yang dapat mengukur IP dengan cara time domain maupun frekuensi domain.
- Dua buah Proton Magnetometer Geometric, buatan USA, model G.856.
- Satu unit alat ukur SP yang terdiri dari dua buah elektroda tak terpolarisasi, digital voltmeter dan kabel.
Hasil penyelidikan menunjukan bahwa daerah mineralisasi ditunjukan oleh anomali magnet, chargeability dan SP negatip tinggi. Anomali magnet mencapai besaran mencapai lebih dari 1000 gamma sedangkan anomali IP menunjukan harga backround kira-kira 20 mV. Anomali SP pada pusat inrusi porpiri mencapai – 350 mV. Hasil pemboran menunjukan bahwa anomali magnet tinggi yang tidak ditunjang oleh IP tinggi tidak menunjukan adanya mineralisasi.
3. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE EPITHERMAL SULFUR RENDAH

Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Metoda geofisika yang diterapkan yaitu metoda geomagnet, tahanan jenis dan gayaberat.
Alat yang digunakan terdiri dari :

- Dua buah Proton Magnetometer Geometric, buatan USA, model G.856.
- Satu unit alat ukur tahanan jenis merk NANIURA, hasil rakitan Sub. Dit. Geofisika, DSM.
- Gravimeter La Coste & Romber model G.827, buatan Canada.

Hasil penyelidikan menunjukan adanya struktur patahan berarah hampir utara-selatan yang ditunjukan oleh kontak antara pola anomali magnet rendah dan anomali tinggi tinggi dan kelurusan anomali gayaberat rendah sebagai pantulan dari zona lemah yang mempunyai densiti lebih rendah. Mineralisasi ditunjukan oleh anomali tahanan jenis tinggi dengan bentuk khas seperti yang ditunjukan model anomali tahanan jenis Pongkor yang terdapat pada zona patahan yang diinterpretasikan sebagai pantulan dari zona vein kuarsa

4. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE EPITHERMAL SULFUR TINGGI

Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Teluk Awang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Metoda yang digunakan yaitu geomagnet, tahanan jenis dengan cara pemetaan Schlumberger dan dipole-dipole dan cara gayaberat.

• Alat yang digunakan antara lain :

• Dua buah Proton Magnetometer Geometric, buatan USA, model G.856
• Satu unit alat ukur tahanan jenis merk NANIURA, hasil rakitan Sub.Dit.Geofisika, DSM
• Gravimeter La Coste & Romber model D.114, buatan Canada.
Hasil penyelidikan menunjukan kelurusan kontur anomali, berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya sampai hampir barat-timur yang ditunjukan oleh peta anomali magnet, gayaberat dan tahanan jenis dan ditafsirkan sebagai struktur patahan. Struktur patahan yang ditunjukan oleh hasil penyelidikan geofisika ini ditunjang oleh adanya kenampakan di lapangan.
Analisa kimia pada batuan breksi yang tersilisifikasi yang diambil pada zona patahan berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya menunjukan adanya kandungan unsur Au mencapai 147 ppb.Daerah yang terletak di bagian utara yang mengindikasikan tipe mineralisasi epithermal sulfur tinggi yaitu dengan adanya native sulfur dan alunit berkorelasi dengan anomali gayaberat rendah yang dilalui oleh kelurusan kontur anomali yang ditafsirkan sebagai struktur patahan

5. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA ENDAPAN EMAS PLACER

Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Takaoi, Kabupaten Kahayan Hulu, Kalimantan Tengah. Metoda yang diterapkan dalam penyelidikan ini yaitu metoda tahanan jenis dengan mengaplikasikan konfigurasi dipole-dipole dan Schlumberger sebagai kontrol terhadap hasil dipole-dipole. Alat yang digunakan yaitu alat tahanan jenis SAS –3000 buatan Swedia.
Hasil penyelidikan menunjukan dengan jelas adanya tiga lapisan tiga lapisan yaitu lapisan tanah penutup dengan ketebalan rata-rata 3 meter, lapisan aluvium dengan ketebalan 7 sampai 10 meter yang ditempati oleh konglomerat dan sisipan lempung dan batuan dasar pada kedalaman antara 10 sampai 15 meter.
Akumulasi bijih-bijih emas terdapat pada lapisan konglomerat umumnya pada bagian dasar yaitu kontak antara batuan dasar dan konglomerat

6. APLIKASI METODA GEOFISIKA DALAM EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA
Contoh penyelidikan geofisika untuk batubara yaitu penyelidikan struktur geologi dengan menggunakan metoda seismik refleksi di daerah Bayung Lincir, Kabupaten Banyuasin , Sumatra Selatan dan penyelidikan struktur cekungan di daerah Cisasah, Cidadap dan Cibuniasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.


Alat yang digunakan di daerah Bayung Lincir yaitu alat seismik Mc.Seis-170, Model 1119, 24 saluran, buatan Jepang.
Alat yang digunakan di daerah Tasikmalaya yaitu Gravimeter La Coste & Romberg, Model G.178 dan G.365, buatan Canada dan 3 buah GPS Trimble, Model 4000 ST, buatan Trimble C0.Ltd, USA dengan tingkat kesalahan vertikal kurang dari 1 meter.
Penyelidikan seismik dilakukan dengan dengan jarak antar geophone 5 meter dengan coverage 1200%. Sumber gempa yaitu bahan peledak racikan yang ditanam dengan kedalaman rata-rata 1 meter.
Hasil penyelidikan seismik menunjukan adanya beberapa reflektor sebagai pantulan dari kontak lapisan batuan, pada kedalaman nol sampai 50 meter di bawah permukaan. Perlipatan lapisan batuan nampak terlihat dengan jelas dengan kemiringan maksimum 10o. Struktur patahan dicirikan oleh adanya diskontinuiti reflektor atau offset lapisan batuan. Sistim pengendapan atau lingkungan pengendapan dapat diperkirakan dari pola reflektor yang ditunjukan seperti terlihat pada bagian timur laut dan baratdaya yang menunjukan pola “braided river” .
Hasil penyelidikan gayaberat di daerah Cisasah, Cidadap dan Cibuniasih, Kabupaten Tasikmalaya, menunjukan dengan jelas adanya struktur cekungan yang direfleksikan oleh anomali bouguer rendah


7. PERALATAN GEOFISIKA

- Peralatan geofisika dalam kondisi baik yang ada di Sub.Dit.Geofisika dan Pemboran Eksplorasi, DSM
- Tiga buah Gravimeter La Coste & Romberg, Model G.914, G.422 dan Microgravimeter, Model D-114.
- Tiga buah Proton Magnetometer, Model G856, 1 Base Station Proton Magnetometer, Model G-866, Satu buah Proton magnetometer,Model G-816 dan 1 Proton Magnetometer Model G-826
- Dua buah alat ukur kerentanan magnet
- Tiga unit alat geolistrik, merk NANIURA, hasil rakitan Sub.Dit.Geofisika, DSM.
- Satu unit alat IP, buatan IRISH Inst, konsorsium antara OYO, Jepang dan BRGM Perancis.
- Alat Geonic EM-16 VLF

- Dua unit alat Well Logging, merk OYO
- Alat seismik refraksi/refleksi : Mc.Seis 1500, buata OYO Inc. Jepang Strata View - 60 channel, buatan Geometric, USA


8. KESIMPULAN

Dari hasil penyelidikan geofisika seperti yang ditunjukan oleh beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa.

1. Penentuan metoda dalam penyelidikan tergantung pada jenis endapan dan lingkungan geologinya.

2. Metoda magnet dan IP memberikan hasil yang baik untuk penyelidikan mineral logam tipe porpiri. Adanya mineralisasi pada anomali magnet tinggi harus diklarifikasi oleh penyelidikan IP.

3. Mineralisasi tipe epithermal sulfur rendah dikontrol oleh struktur patahan yang dapat ditunjukan oleh hasil penyelidikan magnet dan gayaberat. Vein kuarsa yang diperkirakan mengandung mineralisasi ditunjukan oleh harga tahanan jenis tinggi. Masih diperlukan klarifikasi dari hasil bor.

4. Aplikasi metoda gayaberat, magnet dan tahanan jenis untuk tipe mineralisasi epithermal sulfur tinggi di daerah ini kurang memberikan gambaran yang jelas mengenai daerah prospek meskipun hasil penyelidikan menunjukan adanya kelurusan-kelurusan anomali yang ditafsirkan sebagai pantulan dari struktur patahan. Hal ini disebabkan oleh kurang kontrasnya sifat-sifat fisika yang ada, kurang prospeknya daerah yang diselidiki atau penerapan metoda yang masih kurang tepat. Penerapan metoda IP merupakan alternatip untuk membuktikan ada atau tidak adanya mineralisasi di daerah ini.

5. Penerapan metoda tahanan jenis, yaitu kombinasi antara dipole-dipole dan Schlumberger memberikan informasi yang diharapkan dalam penyelidikan mineral logam tipe placer. Penyelidikan ini adalah penyelidikan tidak langsung yaitu penyelidikan ditujukan untuk menentukan lapisan pembawanya, dalam hal ini konglomerat (Alluvium).

6. Penerapan metoda geofisika untuk batubara dengan sasaran studi cekungan harus mencakup daerah yang cukup luas dengan menggunakan alat gayaberat. Penyelidikan struktur bawah permukaan yang lebih bersifat lokal dapat dilakukan dengan cara seismik. Untuk melokalisir daerah intrusi yang ada kaitannya dengan penyebaran antrasit dapat dilakukan dengan metoda magnet.

Ganjar Prananjaya

GEOFISIKA

GEOFISIKA
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu bumi.
Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi padat dan oseanografi(laut).
Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang mempelajari dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon

Metode-metode geofisika
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktivitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.

Pengantar Geofisika

Geofisika merupakan suatu bidang ilmu yang memngimplementasikan prinsip – prinsip fisik dalam mempelajari Bumi untuk dapat memperoleh permodelan keadaan Bumi.

Ilmu geofisika meliputi:

· meteorologi

· Geofisika Bumi :

o seismologi, ilmu yang mempelajari gempabumi,

o Volcanology, ilmu tentang gunungapi volcanology,

o geodinamika,ilmu yang mempelajari dinamika pergerakan lempeng Bumi

o eksplorasi seismik, yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.

· Oceanografi


Geofisika memanfaatkan pengukuran permukaan bumi dari parameter – parameter fisika yang dimiliki batuan untuk dapat mengetahui sifat – sifat batuan dan kondisi permukaan bawah bumi baik secara verikal maupun horizontal. Oleh karena itu geofisika sering dipakai untuk mengetahui struktur suatu batuan, eksplorasi mineral dan migas, dan berbagai aplikasi dalam geotektonik.

Dalam melakukan pengukuran geofisiska memanfaatkan dua metode, yaitu metode aktif dan metode pasif:

· Metode aktif : merupakan metode yang pengukurannya memanfaatkan gelombang buatan gangguan yang dikirimkan ke Bumi lalu mencatat respon yang diberikan oleh Bumi. Misalnya dengan memanfaatkan ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.

· Metode pasif : merupakan metode yang dalam melakukan pengukuran memanfaatkan medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Misalnya dengan meanfaatkan radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktivitas bumi.

Referensi :

http://hendragrandis.files.wordpress.com/2008/09/inversi_2008.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Geofisika

http://bbmgwil2.bmg.go.id/Teori%20Seismologi.php